The meaning of philosophy. Philosophy can be approach or defined from a number of different points of view.
1. Philosophy is a personal attitude toward life and the universe
Jawab:
Filsafat sebagai suatu sikap terhadap kehidupan dan alam semesta. Sikap dalam menghadapi problem (masalah) dengan tenang, keseimbangan pribadi, mengendalikan diri, dan tidak emosional. Sikap dewasa secara filsafat dapat dilakukan dengan melakukan penyelidikan secara kritis, terbuka, toleran dan selalu bersedia meninjau suatu problem (masalah) dari semua sudut pandang. Hal ini juga merupakan filosofi dalam arti yang lebih sehari-hari. Ini mencakup sistem nilai, kepercayaan dan pandangan hidup seorang individu. Filosofi ini tidak selalu berisi aturan pemikiran ortodoks ( mengikuti cara-cara yang telah menjadi kebiasaan ) dan hal itu adalah keyakinan pribadi dalam bagaimana dunia dan dan alam semesta bekerja.
2. Philosophy is a method of reflective thinking and reasoned inquiry
Jawab:
Filsafat sebagai suatu metode dan sebagai cara berfikir secara reflektif (mendalam). Filsafat melakukan suatu penyelidikan dengan menggunakan alasan, berfikir secara teliti dan hari-hati, serta berusaha memikirkan seluruh pengalaman manusia secara mendalam dan jelas, inclusive ( mencakup secara luas ) dan synoptic ( secara garis besar ). Tentu hal ini bekerja dalam konteks sendiri juga. Filosofi meneliti mengapa kita melakukan sesuatu dan bagaimana kita menanggapi hal yang kita lakukan tersebut. Filosofi menguji motivasi dan penalaran kita sendiri terhadap hal-hal yang kita katakan dan hal-hal yang kita lakukan serta memahami maksudnya.
3. Philosophy is attempt to gain a view of life whole
Jawab:
Filsafat merupakan usaha untuk memperoleh pandangan yang menyeluruh. Filsafat menggabungkan kesimpulan-kesimpulan dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang konsisten. Filsafat memakai pandangan yang menyeluruh terhadap kehidupan sebagai suatu totalitas. Filsafat ingin memperoleh pandangan secara komprehensif. Para filsuf berhasrat meninjau kehidupan tidak dengan sudut pandang yang khusus sebagaimana dilakukan oleh seorang ilmuwan.
4. Philosophy is the logical analysis of language and the clarification of the meaning of words and concepts
Jawab:
Filsafat sebagai analisis logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah. Hal ini mengaitkan pengertian kita tentang pemahaman bahasa yang terkait dengan "kebenaran" dan keyakinan tertentu. Kita sering mengambil makna kolektif untuk kata atau frasa tertentu. Kata-kata ini, jika dianalisis, tidak selalu memiliki makna yang dimaksudkan dengan arti yang sesuai. Kata-kata tersebut juga tidak selalu berkorelasi dengan konsep-konsep filosofis yang kita pelajari. Makna bahasa dan kata-kata harus berkorelasi dengan kebenaran dan teori dalam filsafat.
Tujuan filsafat adalah menyingkirkan kekaburan-kekaburan dengan cara menjelaskan arti istilah atau ungkapan yang dipakai dalam ilmu pengetahuan dan dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa merupakan laboratorium para filsuf, yaitu tempat menyemai dan mengembangkan ide-ide. Menganalisa adalah menetapkan arti secara tepat dan memahami saling hubungan di antara arti –arti tersebut.
Contoh :
Kata “ ada” apabila dianalisis ternyata dapat mengandung nuansa arti.
Apakah “yang ada itu “ memang sungguh ada?
Apakah “ada” nya Tuhan sama dengan ”ada” nya manusia dan “ada” nya batu.
Dengan demikian kata “ada” dapat berarti “ada” dalam ruang dan waktu, “ada secara transenden”, “ada dalam pikiran”, “ada dalam realitas” dan “ ada dalam kemungkinan”.
5. Philosophy is a group of problems as well as theories about the solution of these problems
Jawab:
Filsafat sebagai sekelompok persoalan. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan untuk memperoleh jawaban diantaranya bersifat memuaskan, sementara, jawabannya masih diperdebatkan, dan belum terpecahkan.
a. Pertanyaan non filsafat adalah pertanyaan tentang fakta yang bersifat konkrit.
Contoh pertanyaan non-filsafat adalah :
· Dimana anda tinggal?
· Dimana letak pulau Bali?
· Kapan listrik padam?
· Kapan ia mati/meninggal?.
b. Pertanyaan filsafat dapat menimbulkan pertanyaan susulan.
Contoh pertanyaan filsafat adalah:
· Apakah kebenaran itu?
· Apakah segala sesuatu yang terjadi di dunia secara kebetulan atau suatu yang pasti?
· Apakah kematian itu?
· Apakah “ada” nya Tuhan sama dengan “ada” nya manusia?.
Adanya beberapa pertanyaan – pertanyaan seperti di atas hanya dapat dijelaskan dengan cara berfilsafat juga sebagai solusi dari penyelesaian masalah tersebut.
6. Filsafat dan Kebenaran
Jawab:
· Secara Etimologis, kata filsafat berasal dari Bahasa yunani: Philia/Philein = cinta, mencintai sophos = hikmah = kearifan = kebijaksanaan. Maksud pernyataan tersebut menunjukkan bahwa arti filsafat secara harafiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau kebijaksanaan. Atau ‘philosophia’ berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Jadi, setiap orang yang berfilsafat akan menjadi bijaksana.
· Kata filsafat dalam B.Inggris berasal dari kata Philosophy, Philos dan shopis = mencintai kebijaksanaan. Secara etilomogis filsafat berasal dari kata ”Philos” yang artinya love (cinta) dan ”Sophia” yang artinya wisdom (kebijaksanaan, kearifan). Jadi filsafat dapat diartikan cinta secara mendalam terhadap kebijaksanaan, cinta akan kearifan. Berfilsafat merupakan salah satu kegiatan manusia yang berusaha untuk mencapai kebijaksanaan dan kearifan. Berfilsafat adalah berpikir, namun tidak semua berpikir berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir yang memiliki tiga ciri, yaitu radikal (berpikir sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-tanggung), sistematis (berpikir logis), dan universal (berpikir secara menyeluruh)
7. Filsafat sebagai regina Sientrum ( Ratu segala Ilmu)
Jawab:
Awalnya ilmu yang pertama sekali muncul adalah filsafat, dan ilmu-ilmu khusus adalah filsafat, sehingga dikatakan filsafat adalah ibu atau induk ilmu pengetahuan atau sebagai regina Sientrum ( Ratu segala Ilmu). Objek material filsafat yaitu seluruh kenyataan, padahal ilmu-ilmu membutuhkan objek material yang khusus, hal ini berakibat terpisahnya ilmu dari filsafat. Bukan berarti hubungan filsafat dan ilmu –ilmu khusus menjadi terputus. Tidak ada bidang pengetahuan yang menjadi penghubung ilmu-ilmu yang terpisah. Disinilah peran filsafat untuk menyatupadukan masing-masing ilmu. Tugas filsafat adalah mengatasi spesialisasi dan merumuskan suatu pandangan hidup yang didasarkan atas pengalaman kemanusiaan yang luas, oelh sebab itu filsafat merupakan salah satu bagian dari proses pendidikan secara alami dari makhluk hidup yang berpikir. Kajian filsafat mencakup alam semesta dengan segala isinya (dunia makrokomos) sampai kepada hal-hal kecil proses mental manusia dunia mikrokosmos). Pengertian filsafat juga mencakup berbagai persoalan dan pemikiran praktis sampai kepada hal-hal pemikiran jenius.
8. Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang hakikat ilmu pengetahuan, hakikat atau sari atau inti atau esensi segala sesuatu, untuk menemukan kebenaran hakiki.
Jawab:
Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang hakikat ilmu pengetahuan, hakikat atau sari atau inti atau esensi segala sesuatu, untuk menemukan kebenaran hakiki sesuai dengan fungsi filsafat sebagai ibu atau induk ilmu pengetahuan. Hakikat ilmu pengetahuan adalah untuk menemukan suatu kebenaran yang hakiki. Untuk memperoleh suatu kebenaran hakiki, dalam hal ini filsafat berperan sebagai metode yang digunakan sebagai acuan untuk berfikir secara reflektif (mendalam). Dengan berfilsafat, penyelidikan yang dilakukan harus berdasarkan pemikiran secara teliti an hati-hati serta menggunakan alasan. Filsafat mengajarkan kepada kita untuk berusaha memikirkan seluruh pengalaman manusia secara mendalam dan jelas, inclusive (mencakup secara luas) dan synoptic (mencakup garis besar) demi tercapainya suatu kebenaran yang hakiki.
9. Kalau Tuhan Maha Kuasa, maka ia kuasa membuat batu yang maha besar, sehingga ia tidak kuasa mengangkat batu tersebut.
Jawab:
Maksud pernyataan di atas adalah bahwa benar Tuhan Maha Kuasa dan Tuhan berkuasa untuk membuat batu yang maha besar. Berdasarkan pernyataan diatas dapat kita lakukan validasi premis yang ada sebagai berikut:
1. Ia maha Kuasa = premis mayor
2. Ia kuasa = premis minor
3. Ia tidak kuasa = premis minor
Perlu diperhatikan bahwa premis-premis minor harus konsisten dengan premis mayor.
Supaya premis minor kedua konsisten dengan premis mayor maka premis minor kedua akan mengalami perbaikan menjadi ia kuasa untuk mengangkat batu yang maha besar tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
'Silahkan Berkomentar menggunakan Hati Nurani dan Tidak mengandung Unsur SARA, SEX dan POLITIK"