Kekonsistenan ilmiah dari hasil penelitian ilmiah di bidang ilmu-ilmu alamiah di banding dengan hasil penelitian ilmiah di bidang ilmu-ilmu psikologi/tingkah laku/sosial
Pengertian Ilmu
The Liang Gie (1987) memberikan pengertian ilmu adalah rangkaian penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia.
Pengujian Ilmu Pengetahuan dari Aspek Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Ilmu pengetahuan itu dapat dikaji dari ketiga aspek (ontologi, epistemologi dan aksiologi), maka perlu mempelajari esensi atau hakikat yaitu inti atau hal yang pokok atau intisari atau dasar atau kenyataan yang benar dari ilmu tersebut.
Contohnya :
v Membangun Filsafat Ilmu Alam perlu menelusuri dari aspek :
Ontologi [ eksistensi (keberadaan) dan essensi (keberartian) ilmu-ilmu alam.
Epistemologi [ metode yang digunakan untuk membuktikan kebenaran ilmu-ilmu alam.
Aksiologi [ manfaat dari ilmu-ilmu alam .
v Membangun Filsafat Ilmu Sosial perlu menelusuri dari aspek :
Ontologi [ eksistensi (keberadaan) dan essensi (keberartian) ilmu-ilmu sosial.
Epistemologi [ metode yang digunakan untuk membuktikan kebenaran ilmu-ilmu sosial.
Aksiologi [ manfaat dari ilmu-ilmu sosial .
Aspek ontologi dari ilmu pengetahuan baik untuk ilmu alam dan ilmu sosial, hendaknya diuraikan secara :
a. Metodis; Menggunakan cara ilmiah
b. Sistematis; Saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam suatu keseluruhan
c. Koheren; Unsur-unsurnya tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan
d. Rasional; Harus berdasar pada kaidah berfikir yang benar (logis)
e. Komprehensif; Melihat obyek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang, melainkan secara multidimensional – atau secara keseluruhan (holistik)
f. Radikal; Diuraikan sampai akar persoalannya, atau esensinya
g. Universal; Muatan kebenarannya sampai tingkat umum yang berlaku di mana saja.
Aspek epistemologi juga disebut teori pengetahuan atau kajian tentang justifikasi kebenaran pengetahuan atau kepercayaan. Untuk menemukan kebenaran dilakukan sebagai berikut [AR Lacey] :
1. Menemukan kebenaran dari masalah
2. Pengamatan dan teori untuk menemukan kebenaran
3. Pengamatan dan eksperimen untuk menemukan kebenaran
4. Falsification atau operasionalism (experimental operation, operation research)
5. Konfirmasi kemungkinan untuk menemukan kebenaran
6. Metode hipotetico – deduktif
7. Induksi dan presupposisi/teori untuk menemukan kebenaran fakta
Aspek aksiologi memiliki tujuan dasar untuk menemukan kebenaran atas fakta “yang ada” atau sedapat mungkin ada kepastian kebenaran ilmiah
Contohnya :
Pada ilmu mekanika tanah dikatakan bahwa kadar air tanah mempengaruhi tingkat kepadatan tanah tersebut. Setelah dilakukan pengujian laboratorium dengan simulasi berbagai variasi kadar air ternyata terbukti bahwa teori tersebut benar.
Pengertian Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu atau pengetahuan ilmiah. Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Meskipun secara metodologi ilmu tidak membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial namun karena permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu ini sering dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dengan filsafat ilmu-ilmu sosial. Pembagian ini lebih merupakan pembatasan bidang-bidang yang ditelaah, yakni ilmu-ilmu alam atau ilmu-ilmu sosial, dan tidak mencirikan cabang filsafat yang bersifat otonom. Ilmu memang berbeda dari pengetahuan-pengetahuan secara filsafat, namun tidak terdapat perbedaan yang prinsip antara ilmu-ilmu alam dan sosial, dimana keduanya mempunyai cirri-ciri keilmuan yang sama.
Filsafat ilmu baik filsafat ilmu-ilmu alam atau filsafat ilmu-ilmu social merupakan telaahan secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu seperti:
· Obyek apa yang ditelaah ilmu (ilmu sosial atau ilmu alam) ? (Ontologis)
· Bagaimana proses yang memungkinkan diperolehnya pengetahuan berupa ilmu (ilmu sosial atau ilmu alam) ? (epistemologis)
· Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu (ilmu sosial atau ilmu alam) itu digunakan ? (aksiologis)
Ruang lingkup dari filsafat ilmu (ilmu sosial atau ilmu alam) membahas tentang sifat pengetahuan ilmiah dan menelaah cara-cara mengusahakan pengetahuan ilmiah. Dalam epistemologi yang dibahas adalah objek pengetahuan, sumber dan alat untuk memperoleh pengetahuan, kesadaran dan metode, validitas pengetahuan dan kebenaran pengetahuan.
Alat untuk memperoleh pengetahuan sangat tergantung dari asumsi terhadap objek. Demikian juga telaah dalam filsafat ilmu, sarana dan alat untuk memproses ilmu harus selaras atau konsisten dengan karakter objek material ilmu. Sehingga timbul perbedaan paradigm yang disebabkan oleh karakter objek yang berbeda, antara ilmu alam dan ilmu sosial-humaniora dalam hal perbedaan metode dan sarana yang dipakai.
Konsekwensi metode ilmiah sebagai validitas/keabsahan merupakan bukti bahwa suatu ilmu adalah benar secara epistemologi bukanlah sesuatu yang didatangkan dari luar, melainkan ia adalah hasil atau konsekwensi dari metode dan hasil penyelidikan.
Filsafat ilmu pengetahuan (ilmu sosial atau ilmu alam) selalu memperhatikan : dinamika ilmu, metode ilmiah, dan ciri ilmu pengetahuan.
1. Dinamis :
a. dengan aktivitas/perkembangan pengetahuan sistematik dan rasional yang benar sesuai fakta
b. dengan prediksi dan hasil
c. ada aplikasi ilmu dan teknologi, dinamika perkembangan karena ilmu pengetahuan bersimbiose dengan teknologi
2. Metode Ilmiah :
dengan berbagai ukuran riset yang disesuaikan.
3. Ciri Ilmu :
perlu memperhatikan dua aspek, yaitu : sifat ilmu dan klasifikasi ilmu
Sifat ilmu baik untuk ilmu sosial atau ilmu alam adalah:
a. Sistematik
b. Konsisten ( antara teori satu dengan yang lain tidak bertentangan)
c. Eksplisit ( disepakati dapat secara universal, bukan hanya dikalangan kecil)
d. Ilmiah , benar ( pembuktian dengan metode ilmiah)
Salah satu klasifikasi ilmu
Ilmu pengetahuan dibagi menjadi
1. Ilmu alam ( natural Wissenschaft) atau ilmu alam /eksakta
2. Ilmu Moral (terdiri atas ilmu sosial dan ilmu humaniora)
Objek Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu sebagaimana halnya dengan bidang-bidang ilmu yang lain, juga memiliki objek material dan objek formal tersendiri.
a. Objek material filsafat ilmu
Objek material adalah objek yang dijadikan sasaran penyelidikan oleh suatu ilmu atau objek yang dipelajari oleh suatu ilmu. Objek material filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis denga metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum.
b. Objek formal filsafat ilmu
Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya. Setiap ilmu pasti beda dalam objek formalnya. Ilmu sosial tentu memiliki objek formal yang berbeda dengan ilmu alam. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan, artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu itu sesungguhnya? Bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah? Apa fungsi pengetahuan itu bagi manusia? Problem inilah yang dibicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan, yakni landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
Cara Penemuan Kebenaran Ilmiah
Pengetahuan yang diperoleh melalui pendekatan ilmiah berupa kegiatan penelitian ilmiah dan dibangun di atas teori-teori tertentu. Kita semua mengetahui bahwa teori berkembang melalui penelitian ilmiah, yaitu penelitian yang dilakukan secara sistematis dan terkontrol berdasarkan atas data-data empiris yang ditemukan dilapangan. Teori yang ditemukan dapat diuji keajekan dan kejituan internalnya. Artinya, jika penelitian ulang dilakukan langkah-langkah serupa pada kondisi yang sama akan diperoleh hasil yang sama atau hampir sama. Pendekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan serupa bagi hampir setiap orang. Karena pendekatan tersebut diwarnai oleh keyakinan pribadi maupun oleh perasaan, dan cara penyimpulannya objektif bukan subjektif.
Dengan pendekatan ilmiah itu orang berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang menghendaki untuk mengujinya. Cara ilmiah ini merupakan syarat mutlak untuk menemukan suatu ilmu, yang dapat berpikir secara ilmiah, maka ada tiga berpikir yang harus dilalui, yaitu : a) skeptic, b) analitik, dan c) kritis.
1) Skeptik
Ciri berpikir ilmiah pertama ini ditandai oleh cara orang di dalam menerima kebenaran informasi atau pengetahuan tidak langsung diterima begitu saja, namun dia berusaha untuk menanyakan fakta-fakta atau bukti-bukti terhadap setiap pernyataan yang diterimanya.
2) Analtik
Ciri berpikir ilmiah kedua ditandai oleh cara orang dalam melakukan setiap kegiatan , ia selalu berusaha menimbang-nimbang setiap permasalahan yang dihadapinya, mana yang relevan, dan mana yang menjadi masalah utama dan sebagainya. Dengan cara ini maka jawaban terhadap permasalahan yang dihadapi akan dapat diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan.
3) Kritis
Ciri berpikir ilmiah ketiga ditandai dengan orang yang selalu berupaya mengembangkan kemampuan menimbang setiap permasalahan yang dihadapinya secara objektif. Hal ini dilakukan agar semua data dan pola piker yang diterapkan dapat selalu logis.
Ilmu sebagai aktivitas ilmiah dapat berwujud penelaahan (study), penyelidikan (inquiry), usaha menemukan (attempt to find) atau pencarian (search). Oleh karena itu, pencarian biasanya dilakukan berulang kali, maka dalam dunia ilmu kini dipergunakan istilah research (penelitian) untuk aktivitas ilmiah yang paling berbobot guna menemukan pengetahuan baru.
Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, tata langkah, dan cara teknis untuk memperoleh pengetahuan baru atau memperkembangkan pengetahuan yang ada.
Metode yang berkaitan dengan pola prosedural meliputi pengamatan, percobaan, pengukuran, survey, dedukasi, induksi, analisis dan lain-lain. Berkaitan dengan tata langkah meliputi penentuan masalah, perumusan hipotesis (bila perlu), pengumpulan data, penurunan kesimpulan, dan pengujian hasil. Yang berkaitan dengan berbagai teknik meliputi daftar pertanyaan, wawancara, perhitungan, pemanasan dan lain-lain. Yang berkaitan dengan aneka alat, meliputi timbangan, meteran, perapian, computer, dan lain-lain.
Dari aktivitas ilmiah dengan metode ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuwan dapatlah dihimpun sekumpulan pengetahuan yang baru atau disempurnakan pengetahuan yang telah ada, sehingga dikalangan ilmuwan maupun para filsuf pada umumnya terdapat kesepakatan bahwa ilmu adalah sesuatu kumpulan pengetahuan yang sistematis.
Pengujian Ilmu
Pengetahuan yang dapat disepakati sehingga menjadi suatu “ilmu”, menurut Archie J. Bahm, dapat diuji dengan enam komponen utama yang disebut dengan six kind of science, yang meliputi problems, attitude, method, activity, conclusions, dan effects.
a. Masalah ( Problem)
Ada tiga karakteristik yang harus dipenuhi untuk menunjukkan bahwa suatu masalah bersifat scientific, yaitu communicability, the scientific attitude, dan the scientific method. Communicability berarti masalah adalah sesuatu untuk di komunikasikan. The scientific attitude paling tidak memenuhi karakteristik curiosity, speculativeness, willingness to be objective, willingness to suspend judgement , dan tentativity. The scientific method berarti masalah harus dapat diuji (testabe).
b. Sikap (Attitude)
Karakteristik yang harus dipenuhi antara lain:
Curiosity berarti adanya rasa ingin tahu tentang bagaimana sesuatu itu ada, bagaimana sifatnya, fungsinya, dan bagaimana sesuatu dihubungkan dengan sesuatu yang lain.
Speculativeness. Scientist harus mempunyai usaha dan hasrat untuk mencoba memecahkan masalah , melalui hipotesis-hipotesis yang diusulkan.
Willingness to be objective. Hasrat dan usaha untuk bersikap dan bertindak objektif merupakan hal yang penting bagi seorang scientist.
Willingness to suspend judgement. Ini berarti bahwa seseorang scientist dituntut untuk bertindak sabar dalam mengadakan observasi, dan bersikap bijaksana dalam menemukan kebijakan berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan karena apa yang diketemukan masih serba tentative.
c. Metode ( Method)
Sifat scientific method berkenaan dengan hipotesis yang kemudian diuji. Esensi science terletak pada metodenya. Science sebagai teori, merupakan sesuatu yang selalu berubah. Berkenaan dengan sifat metode scientific, para scientist tidak selalu memiliki ide yang (pasti) yang dapat ditunjukkan sebagai sesuatu yang absolute serta mutlak.
d. Aktivitas ( Activity)
Science adalah sesuatu lahan yang dikerjakan oleh para scientist, melalui apa yang disebut scientific method, terdiri atas dua aspek, yaitu individual dan sosial. Dari aspek individual, science adalah aktivitas, yang dilakukan oleh seseorang. Adapun dari aspek sosial, science has become a vast institutional undertaking. Scientist menyuarakan kelompok orang-orang “elite”, dan science merupakan a never ending journey, atau a never ending effort.
e. Kesimpulan (Conclusion)
Science lebih sering dipahami sebagai a body of knowledge . Body dari ide-ide ini merupakan science itu sendiri. Kesimpulan yang merupakan pemahaman yang dicapai sebagai hasil pemecahan masalah adalah tujuan dari science, yang diakhiri dengan pembenaraan dari sikap, metode, dan aktivitas.
f. Beberapa pengaruh (Efforts)
Sebagian dari apa yang dihasilkan melalui science pada gilirannya memberi berbagai pengaruh. Pertimbangannya dibatasi oleh dua penekanan, yaitu, pertama, pengaruh ilmu terhadap ekologi, melalui apa yang disebut dengan applied science, dan kedua, pengaruh ilmu terhadap alam dalam masyarakat serta membudayakan menjadi berbagai nilai.
Untuk memperoleh kebenaran, perlu dipelajari teori-teori kebenaran. Beberapa alat/tools untuk memperoleh atau mengukur kebenaran ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut :
Rationalism; Penalaran manusia yang merupakan alat utama untuk mencari kebenaran
Empirism; alat untuk mencari kebenaran dengan mengandalkan pengalaman indera sebagai pemegang peranan utama
Logical Positivism; Menggunakan logika untuk menumbuhkan kesimpulan yang positif benar
Pragmatism; Nilai akhir dari suatu ide atau kebenaran yang disepakati adalah kegunaannya untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis.
Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang dinamis, tersusun sebagai teori-teori yang saling mengeritik, mendukung dan bertumpu untuk mendekati kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
'Silahkan Berkomentar menggunakan Hati Nurani dan Tidak mengandung Unsur SARA, SEX dan POLITIK"